Rabu, 03 November 2010

salsabila ngalor ngidul lagi: Mommy, segelas moccacino dan Sayap krispi yang besar


Tulisan ini saya buat, sambil minum moccacino dipagi hari, setelah selesai menunaikan amanah piket kebersihan saya leyeh2 di depan pintu. Tetap sambil minum moccacino saya perhatikan si mommy yang juga leyeh2 diteras salsabila. Saya yakin, pagi itu mommy (mama para kucing di salsabila yang sangat terkenal) juga lapar.



Ada yang aneh dengan mommy? Entah darimana ada sepotong sayap Sayap krispi yang besar dan bikin saya ngiler juga itu tergeletak dengan manis di teras salsabila dimainin anak2nya mommy. Awal syawal 1431 H lalu mommy melahirkan empat anaknya yang kiut, manis, lucu, imut, warna warni dan aga bau (??). nama mereka adalah sawal, aidil, fitra, dan fitri. Yah, kelahirannya kali ini dengan sukses dibidani astin dikamarnya sendiri walaupun diiringi dengan teriakan zahrin (jadi yang ngalihirn zahrin apa mommy???) hehe. Setelah itu selama beberapa hari di inkubator dibawah meja ruang tengah (untuk melindungi mereka dari kekejaman ayah biologisnya yang tabiatnya suka makan keturunannya sendiri yang berjenis kelamin pria (pria???)). yah begitulah ayah kucing, ta pernah mau tanggung jawab.



Mommy ibu yang setia, tiap hari dibersihkannya tubuh anak2nya dengan lidahnya sendiri (baca: dijilatin), untung astin dan ndayu (nenek mereka) ga ikut bantuin (yaks!). Setelah berumur beberapa minggu mommy memindahkan anak2nya ke lantai atas, disana sirkulasi udaranya lebih bagus untuk tumbuh kembang anak2nya, giliran kamar fio yang jadi apartemen mommy dan anak2nya. Begitulah seterusnya, indit dan mbak munif juga ikut2an bantu2 mendidik anak2 mommy dengan mengajak mereka bicara disela2 waktu tidur dan menyusu mereka, supaya biasa dengan bahasa indit...eh maksud saya bahasa manusia. Saya rasa Cuma yanti yang teriak2 ga jelas kalo ketemu anak2nya mommy, emm firna dan weni juga ding.



Kembali ke peristiwa pagi hari saya tadi, kini anak mommy sudah berumur sekitar 3 bulanan. Hmmm... tak terasa mereka beranjak dewasa. Emm, belum sih, mulai belajar makan... mungkin itu lebih tepat, karena mereka masih menyusu pada mommy. Sepertinya mommy hendak mentarbiyah anak2nya agar mandiri, rumah anak2nya (dari kardus besar yang di beri pintu dan jendela diatasnya juga diberi kasur berupa bekas jilbabnya voni (yang masih bagus sebenernya) -maap ya bu, anak2 yang melakukannya, bukan saya, sungguh- juga ikut dipindahkan.

Pagi itu mommy lapar saya yakin, dari kemarin, meong-annya memang terdengar berbeda, seperti sangat lapar sekali, karna kami kebetulan tidak masak makhluk hidup di air (baca: ikan), lauk kesukaan mommy, dan kalaupun ada, tidak ada jatah buat mommy karna yang sedikit itu harus kami bagi rata untuk 19 orang. Walaupun biasanya juga ada yang sedekah sepotong kecil jatahnya untuk mommy , saya rasa itu sangat kurang untuk ukuran ibu menyusui seperti dia. Masalahnya, mommy ini spesial, dia berbeda dengan kucing lain, tidak mau diberi nasi ikan, dia maunya Cuma ikan, ya, daging ikan. Mulanya kami mengira mommy itu sombong sekali, tapi kami pikir2 lagi, mungkin itu memang pemikiran mommy yang ingin anak2nya mendapatkan asupan gizi yang paling baik (saya pernah dengar, kucing juga bisa kena diabetes, karna sebenarnya dia karnivora tapi dikasih makan nasi), mommy pintar ya. Kalau mau khusnudzon lagi (tapi ini aga ga masuk akal) mungkin mommy ingin menjaga bentuk tubuhnya (hahahaha ehmm hehehe).



Dimalam hari mommy kadang tidur didalam rumah, sering juga minta dibukakan pintu jam 3 pagi untuk menengok anak2nya diluar (untuk tabiat mommy yang suka bangunin kami disepertiga malam ini kami sangat bersyukur). Dipagi harinya mommy keluar masuk rumah2 di kompleks bangka 5 untuk mencari nafkah. Such a best single parent ya. dan pagi ini, dia dapat sayap ayam krispi yang besar dan bikin saya ngiler juga.



Sayap krispi yang besar dan bikin saya ngiler juga itu tetap tergeletak, sesekali digigiti anak2 mommy,setelah itu jadi mainan sawal, aidil, fitra dan fitri. Mungkin mereka tak tau itu makanan??? Wallahu a’lam.



Yang ingin saya katakan sebenarnya adalah, Allah itu Maha Pengasih dan Penyayang. Terhadap kucing yang katanya tidak berakal seperti manusia saja ia berikan insting menyayangi seperti mommy terhadap anak2nya, mommy yang rela kelaparan untuk anak2nya.



Saya tidak menyamakan mommy dengan ibuk saya. Tapi pagi itu saya terharu dan langsung teringat ibuk. Ibuk yang juga sering sekali berkorban untuk saya. Masih saya ingat betul ibuk yang hanya makan nasi dan sambel terasi plus rempeyek karena lauknya sudah habis kami sikat. Ibuk tidak marah. Ibuk yang ketika kami anak2nya yang sudah dewasa (baca: tua) pulang kampung masih suka diam2 mencucikan baju2 kami, kadang2 malah menyuruh kami menjauh dari pekerjaan rumah tangga khawatir kami kecapekan. Ibuk....

Ibuk yang ketika sakit tidak mengeluh, dan yang kami tau tiba2 dia hanya berbaring tidur dikamarnya, ketika kami hendak memijiti ia bilang tidak sakit, nanti kami capek. Ibuk yang tak pernah letih merawat ayah yang juga sakit. Ibuk yang... kami rindu belai dan bed time story-nya tentang 25 Rosul. Ibuk yang... kami rindu ciumannya dikening dan pipi kami. ibuk...



Mommy, segelas moccacino dan Sayap krispi yang besar dan bikin saya ngiler juga dipagi hari itu, adalah tadabur saya. Pelajaran pagi ini. Allah Maha Kasih Sayang, dan Ibuklah yang paling layak mendapat bakti terbesar kita.

Saya sedang kangen ibuk. Dan moccacino saya sudah dingin.



Saatnya pergi kekampus, menyelesaikan skripsi sebagai tanda bakti kepada ibuk :)



Jember 3 Nopember 2010

Dengan hati yang biru karna rindu ibuk...