Kamis, 23 Desember 2010

ini ibuku


Dengan berderai air mata kerinduan, diiringi lagu zain bikha “my mom is amazing”
Inilah ibu saya:
1. Ibu bangun paling awal dari siapapun di rumah. Ia mulai aktivitas paling awal dari siapun di rumah, ia mengakhiri aktivitas paling akhir dari siapapun di rumah. She is a hard worker.
2. Sewaktu masih kecil, setiap akan berangkat tidur, ia berikan kami bed time true story tentang 25 Nabi kami.
3. Jika kami sakit, ibu sibuk sekali membuat jamu dan kerepotan memaksa kami meminumnya. Kami sering tidak meminum jamu-nya karena pahit. Tapi ibu tak pernah lelah membuatnya lagi. Ia selalu berpikir daripada pergi ke dokter, lebih alami begini. untuk keluargaku adalah yang terbaik.
4. Ibu juga pernah menangis karena ditagih hutang dengan kasar oleh tetangga kami. Dan itu semua untuk kami.
5. Ibu tidak pernah mengajari kami untuk berkata kami kaya atau kami miskin. Ia selalu berkata kita keluarga sederhana, jadi kita tidak boros dan kita tidak kekurangan. Kita harus selalu bersyukur.
6. Ibu selalu mengantarkan kami ke sekolah, dengan sepeda jengki (ontel jadul)-nya. Adek di depan dan saya dibelakang. Ditunggunya hingga bel sekolah berdering karena saya akan menangis jika tidak melihat kerudung hijau ibu dari jendela kelas saya. TK Sampai kelas 4 begitu terus.
7. Jika kami disakiti disekolah, ibu ta segan mendatangi kepala sekolah dan mengadukan kenakalan teman2 kami, saat itu saya berpikir ini memalukan, kini saya sadar itu semua karna ibu sayang kami.
8. Jika kami mendapat nilai baik ia akan terus memotivasi kami, jika kami mendapat nilai buruk ia tidak pernah memarahi kami, justru ia berkata “kamu hebat, ulangan selanjutnya, pasti lebih baik, dan kamu bisa. Kamu kan pintar nak”.
9. Semasa pertumbuhan, dengan uang belanja secukupnya, ibu berusaha memberi yang terbaik, kami selalu masih bisa minum susu murni, juga daging sapi dan ikan secara berkala. Dan kadang saya tau ibu tidak makan lauk itu karna sudah kami habiskan.
10. Ibu selalu tau apa yang kami rasakan, daripada mengganggu kami dengan mencecar pertanyaan tentang apa yang terjadi pada kami, ia memilih untuk diam, dan tiba2 membuat kami kembali gembira dengan kejutan2nya.
11. Ibu tidak ahli membuat kue. Kami tau itu, tapi ia sering berusaha dan membuatkan kami kue2 itu. Kami juga senang karena ia melibatkan kami.
12. Ibu mengerjakan semua, ia berusaha tidak membuat kami capek, jika kami ingin memijiti dia, dia akan berkata “ibu baik2 saja, ibu mau tidur saja, nanti kamu capek”
13. Ibu menghargai kami anak2nya. Kami selalu diminta pendapat atas sesuatu, walaupun status kami adalah “anak”.
14. Ibu mendukung kami anak perempuannya untuk belajar menyetir motor dan mobil, juga memperbaiki sesuatu, juga melatih kakak kami yang laki-laki untuk menyapu rumah dan mencuci. Ia bilang tidak ada bias gender dalam rumah tangga
15. Ibu selalu membiarkan kami dengan kebebasan kami, pilihan kami. tapi kami tau ia berikan proteksi yang sangat kuat dengan menanam mindset pada jiwa2 anak2nya bahkan semenjak kami belum bisa memilih jalan.
16. Ibu tidak pernah bilang pada kami bahwa kami adalah prince dan princess, kami adalah her angel. Ia tidak romantis, tapi kami tau, dalam dirinya ia berjanji tidak ada yang boleh menyakiti kami dan membuat kami mundur kebelakang. Ia selalu ada dibelakang kami ketika kami menoleh, hanya untuk memastikan kami tak sendiri.
17. Ibu adalah motivator terbaik kami. She makes me feel, like I can do anything, and when she’s with me, there’s no where else i’d rather be...
18. Ibu dulu ketika masih muda cantik.
19. Ibu sekarang sudah bertambah umur, kulitnya mulai mengeriput. Parahnya kami baru sadar. Tapi ibu semakin cantik dengan jilbabnya yang semakin rapi.
20. Ibu yang paling sehat. Ia merawat ayah yang sakit, adek yang juga sakit, kaka yang juga sering tak enak badan. Ibu selalu kuat dan saya berjanji untuk kuat bersamanya. Terus dan selamanya.
21. Ibu... tau kami mencintainya. Sehingga ia tak pernah lelah menyayangi dan memaafkan juga terus membela kami, sekalipun setiap kali itu pula kami membuat kesalahan dan menyakiti hatinya, membuatnya terdiam dan menangis dengan sanggahan2 kami. Astaghfirullah...
22. Tak terhitung jasa ibu pada kami. Pantaslah surga ada di telapak kakinya. How lucky am I, to have my mom’s so amazing.
IBUK IS THE BEST. SETIAP IBU IS THE BEST.
SAYA BERJANJI AKAN MENJADI ANAK SHOLIHAH UNTUKNYA. And one day i’ll became a great mother like her.... ameen....
Spesial buat fio, whoever she is nduk, as long as she gives u “a mother’s love”, she’s ur mom. Everybody has their own “mother”. Don’t be sad...

JANGAN PERLAKUKAN ORANG SEPERTI KITA MEMPERLAKUKAN MATAHARI.


Salsabila ngalor ngidul lagi: JANGAN PERLAKUKAN ORANG SEPERTI KITA MEMPERLAKUKAN MATAHARI.
Suatu ketika diruang tengah salsabila, tivi menyala: RCTI. Ada 5 penghuni disana dan yang paling penting aga mendung diluar pagi itu. Sudah 3 hari matahari tak terlalu panas, bukan ding! Awan mendung menutupinya dengan sempurna. Hasilnya jemuran temen2 ta kunjung kering, dan saya ga kebagian jemuran. Beberapa yang lain juga bernasib sama dengan saya. Kemudian terjadi percakapan, ngobrol ngalor ngidul lagi.”ga sopan! Aku ga dapet jemuran!” yang lain menyahut “iyo! Masa mbak ini njemur ga kering2, si itu juga bajunya masih nongkrong dari kemaren”. Disela-sela acara tivi yang menampilkan profil Gonzales ada lagi yang menyahut “apaa’n gara2 mendung beberapa hari ini jadual kacau, syuro kehujanan, jemuran kehujanan, apa coba yang ga kehujanan”. Yang terakhir berpendapat “wee ga boleh gitu, kalo panas pulang kuliah kamu marah2, kalo mendung sekarang juga ga trima, trus maunya apaaaaa”
Obrolan ngalor ngidulnya berlanjut, sekaligus menjadi ispirasi saya untuk mengambil ibroh. Sekali lagi.
Jangan perlakukan orang seperti kita memperlakukan matahari.
Matahari itu, jika ia melakukan tugasnya dengan excelent maka ia memberikan yang terbaik: memberikan sinarnya dengan tulus = panas.
Lalu kita yang sedang disinari mengeluh betapa panasnya hari itu. Mengusap keringat dengan kejengkelan sepenuh hati. Menghabiskan uang dalam dompet untuk membeli minuman dingin kemudian merutuk: ini semua karena matahari, jika tidak sepanas ini uangku tak kan keluar dengan cara ini.
Suatu hari matahari tertutup awan mendung. Sudah jam 8 pagi belum juga hangat menyapa. Padahal hari itu jadual mencuci kita. Lalu kita berharap ia menyapa dan menyinari baju-baju kita agar segera kering dan dapat kita manfaatkan. Tiba-tiba malah sang hujan yang turun. Lagi-lagi kita merutuki matahari. Menekuk muka kita demi membayangkan hari esok baju-baju itu belum dapat kita gunakan.
Jangan perlakukan orang seperti kita memperlakukan matahari.
Kita tidak tau kapan kita membutuhkan mereka. Manusia hidup sebagai zoon politicon. Dia tidak bisa hidup sendiri. Kita juga tak pernah tau kapan orang lain bermanfaat untuk kita.
Hargai usaha orang lain untuk kita, jangan nafikan keberadaan orang lain untuk kita. Karena oleh sebab itulah “efek pantulan cermin” akan kita dapati. Kita akan diperlakukan baik oleh orang karena kita memperlakukan orang lain dengan baik.
Kata Justin Bieber “You Smile = I Smile” hihihi ....