Jumat, 18 Maret 2011

salsabila ngalor ngidul lagi: Kakiku bengkak: semoga menginspirasi


Kalau perempuan itu menyapu, kalau laki-laki itu memanjat genteng, kalau akhwat itu dibonceng, kalau ikhwan itu nyetir mobil, kalau wanita itu lemah tak berdaya, sejak dulu kala dijajah pria, lho??? hehehehe

Sudah lama saya ingin berkata kepada para akhwat, yang tentu saja berjenis kelamin perempuan itu, memotivasi mereka untuk bisa melakukan apapun yang mereka mau, karena sejatinya mereka bisa dan tidak boleh terbatasi dengan kata2 atau atribut apapun yang mereka pakai (baca: rok, jilbab, kaus kaki, lembutnya kulit, femininity). Ehm...Walaupun sebenarnya sudah sering saya “mengata-ngatai” mereka, maksudnya memotivasi mereka hehehe. Ini semua mengingatkan saya kembali akan sebuah kejadian di sore hari tahun 2008.

Kaki saya bengkak. Barusan lompat dari tembok setinggi kurang lebih dua meter. Gara-garanya anak2 kos maen badminton di lantai atas yang sekalian sebagai jemuran salsablia apartemen.. dan ‘kok’nya nyangkut di genteng tetangga.

Agak terpaksa juga sih naik2 tembok tetangga gitu, soalnya kok-nya pinjeman, sedangkan yang laen ga da yang bisa atopun mau manjat2 begitu. Akhirnya saya lagi yang harus turun tangan. Naik ke lantai 3 tetangga aga susah sebenernnya, tingginya 2 meter-an, bekal saya Cuma kursi plastik, sisanya usaha sendiri untuk bisa ke atas. Ada yang salah? Saya rasa tidak, karena panjat memanjat genteng bukan hal yang spesial buat saya, begitu juga mengganti lampu kamar yang mati (dan oleh karenanya harus menumpuk meja dan kursi di tengah2 kamar), yang aneh dan bikin saya lari cepirit eh terbirit birit justru kalau ada makhluk melata di kamar mandi (yiakssss!!!). eh, ada yang salah sebenarnya sore hari itu, saya salah mempraktekkan metode jumping buat turun dari genteng tetangga itu.

Ilmu memanjat dan loncat terutama saat mau turun yang saya dapat adalah jangan ragu untuk meloncat, posisikan kaki kita siap, dan saat tiba di bawah usahakan posisinya jongkok (kaki menekuk) agar tidak trauma otot2 kita. Tapi sore itu saya “ragu” itulah satu2nya kesalahan saya. Akibatnya kaki kanan terkilir pergelangannya, yang lebih parah lagi saat loncat posisi kaki tidak saya persiapkan, jadi jempol kaki pun tertekuk tiada ada ampun “OUCH!!! Heheh... i’m okay i’m okay” itulah kalimat saya saat tiba di bawah, sembari melambai dan memberikan waktu beberapa detik bagi otak saya untuk berbohong berkata bahwa saya okay dan tidak apa2 (apa coba bedanya). Nyatanya saya terlalu gengsi untuk bilang “waaa saya terkilir” lalu minta papah teman2, padahal pengen bangett...

Berbekal gengsi GEDE itu saya tetap berjalan (setelah melempar kok) “seperti biasa” tidak pincang atau meringis (padahal hati sudah bercucuran air mata), akhirnya teman2 terus bermain badminton dan saya mulai meringis terpincang2 saat menuruni tangga menuju kamar, karna sialnya kamar saya ada di lorong di lantai bawah “aduhhh sakitnya (mata mulai berkaca2). Masih gengsi saya tetep ga manggil tukang urut hingga keesokan harinya, yang akhirnya “kebusukan” saya terpergoki adek kamar yang saat itu liat saya Cuma di atas kasur. Dia manggilin tukang urut akhirnya, gengsi saya kemarin jadi ga ada harganya hehehh... dan itu memberi kenang2an seumur hidup jempol kaki yang ga bisa nekuk lagi houffff... :D.

Kenapa ceritanya tentang memanjat? Karena saya rasa tidak ada yang salah dengan itu. Perempuan manjat2? Tabu kale.... oh iya? Saya bukan penganut feminisme, tapi saya rasa ga masalah tuh kalau wanita, perempuan, akhwat, cewe bisa manjat. Atau menyetir, atau hiking, naik2 gunung, turun ke pantai basah2an masih tetep pake kaus kaki, atau sederet aktivitas “maskulin” lainnya. Karena faktanya itulah tuntutan jaman yang harus kita jawab.

Gals, Kadang orang menilai kita dengan lebarnya jilbab dan panjangnya rok kita, atau rangkap2nya jilbab kita dan itu kadang benar2 menjadi masalah buat kita. Itu semua adalah “keterlanjuran” yang sudah kita haruskan melekat pada diri kita, dan ga mungkin kita lepas dengan alasan apapun. Akhirnya kita gigih menolak beberapa aktivitas yang menurut kita akan merepotkan kita dengan segala “atribut” itu.

Mari kita tegaskan kembali, keberanian kita untuk tegas berkata BISA dan MAU dalam hal apapun tanpa merasa terhambat dengan semua “keterlanjuran” yang sudah kita wajibkan bagi diri kita itu. Karena kalau tidak, kita akan ketinggalan kereta jaman. Saya rasa sudah tidak jamannya akhwat berkata tidak untuk belajar naik motor (sengaja nyindir neh). Bukannya saya tidak mau direpotin kalau harus antar jemput akhwat, sekedar mengingatkan, sekarang jamannya waktu “memakan” semua milik kita, jadi kalau tidak cepat ya bakal dimakan: kesempatan kita, kebaikan kita, kinerja kita, targetan kita, semuanya. Siapa yang bakal boncengin adek2 anti kalau kami (yang tua2 ini) sudah lulus? Begitulah permisalan konkritnya (thanks Allah yanti udah mau dan bisa naik motor, mbak irul jugah, pio jugah, dije, yuni,lely, astin, iwa. Woi woi yang lain yng belom... hayooo, rimbiiii, imaaa.... septin... yang lain harap mendaftarkan diri, tuh motor saya bisa dipinjem).

Oia, Juga bukan jamannya lagi mengagumi akhwat yang bisa nyetir, kapan dong anti mau belajar sendiri. Ini juga keterampilan “maskulin” (yang sebenrnya lama2 ga maskulin lagi) yang belum jamak dikuasai akhwat. Hayooo.

Juga bukan jamannya lagi akhwat ogahan diajakin naik gunung, nanti kalau ada yang butuh bantuan anti di atas gunung gimana? Sedangkan anti ga biasa jalan jauh? Ga biasa jalan nanjak. Sepuluh meter jalan nanjak berdoa minta pingsan biar ga nerusin perjalanan (walahhhh) :D. Atau jangan anti termasuk yang berpemikiran: akhwat jangan joging, ntar ga enak diliatin. Hi, I tell u, itu karena ga biasa saja, kalau ga pingin jadi perhatian (jiah ge er nya) ya bangunnya pagian dong, saat masih gelap belum banyak yang brangkat joging. Anti kan biasa tuh bangun malem sebelum subuh, jadi mustinya ga susah melakukannya (tinggal niatnya aja seh) ;D.

Mari bersama kita berkata “SAYA ADALAH PEMBELAJAR YANG BAIK”. Dan oleh karenanya kita akan terus berkata mampu dan mau berbuat sesuatu dalam rangka belajar itu. Akhwat itu kuat, bisa sangat kuat, dan nyatanya kita memang kuat. Ya, silahkan menangis jika memang diperlukan, sama sekali tidak dilarang. Menangis itu mencairkan hati yang kaku. Tapi sudah jangan lama2 menangisnya, juga jangan lama2 mikirnya untuk merasa tidak bisa karena kita perempuan. Jangan membatasi diri dengan garis2 yang sengaja kita buat, karena garis2 itulah sejatinya yang membunuh kita. Pembunuh kebaikan, kreatifitas, kecerdasan, kapabilitas kita. Kisah panjatan saya itu sejatinya berangkat dari mindset saya yang sudah lama saya setting untuk berkata “aku bisa” (bener2 ga ada maksud pamer, Cuma berbagi motivasi saja). Saya sudah lama berpikir akhwat itu bisa ngapain aja, ngobrol lama bisa, diajak mikir “berat” bisa, bersih2 rumah juga bisa, masak apalagi (oh plis deh ada yang masih belum apal bumbunya sayur asem loh! ;D), tapi masang lampu juga bisa, diskusi politik juga bisa eh mau juga, mengganti popok bayi juga bisa.

oia saya tambahin dikit, jadi baru inget yang mau saya sampein setlah ngobrol sama si hamim eha, bahwa semua kemampuan (baca:Bisa) kita itulah yang akan mengantarkan kita menjadi sebaik2 manusia, khoirukum anfauhum linnas, sebaik2 kamu adalah yang paling bermanfaat bagi manusia yang lain, begitulah indah ajaran kekasih kita Muhammad Saw. ia mensabdakan kalimat itu dengan tidak ada bias jender ataupun usia. karena menjadi bisa artinya menjadi bermanfat bagi yang lain, bukankah itu menyenangkan????

Gini lo ukh, semuanya berawal dari berkata “BISA” lalu secara otomatis otak, saraf dan sel2 tubuh kita akan mendukung kita untuk bisa. Jadiiiii.... jangan memarjinalkan diri sendiri mulai saat ini. karena nyatanya.... anti tuh BwHISA BHWANGEEDDHH!!!!! Ya nggak??
Yuuuk ;D

Malam 16 maret 2011
Berusaha belajar disiplin berkarya

NB: komeng dari mbak hamim, mbak I de le le di FB:
HaMim Eha benar jika dalam berkarya dan menjadi manusia yang bermanfaat itu tak mengenal usia maupun kaum Adam ataukah Hawa,..tapi hal yang sangat krusial dan rawan terjadi adlah egoisme kita(read: perempuan) yang kadang tak mau dianggap remeh, sehingga kita bertindak seperti mereka (read: kaum Adam). Padahal perlu kita sadari bahwa memang ada sisi yang kita (jika bisa) menghindari berlaku seperti mereka....ehm, meskipun otakku mau keluar dari tempurungnya ketika aku merasa terbatasi, tapi hatiku terlalu bijak bahwa aku sadar bahwa(sekali lagi) bukan dibatasi tapi dijaga izzahnya...apalgi banyak mata yang melihat kita...kecuali hal-hal darurat, semoga ini menjadi pembelajaran dan pengingat bagi kita semua....insya Alloh
23 hours ago · Like

Aneesrohmat Salsabilaisme oke ukhti, mindframe tiap orang memang berbeda, dan kebijakan hati anti adalah juga warna yang penting didunia ini :). syukriya ;)
23 hours ago · Like
HaMim Eha berharap menjadi manusia yang beruntung dengan saling mengingatkan, meski kadang rasanya "agak sakit" jika cara mengngatkannya tidak sesuai dengan apa yang kita harapkan,..tapi inilah nikmatnya...salaing memahami,..I love u mbak..
14 hours ago · Like

Aneesrohmat Salsabilaisme luf yu too, maaf kalu ada yang menyakitkan :)
13 hours ago · Like

Nurindah Yokantina Sepakat.. Sepakat...
4 jempol smw q angkat nih bwt yg nulis note ini...
N bwt hamim eha... Siip, akhwat sih akhwat,n pasx "akper" kali ya..,but insya Alloh smg izzah qt kn ttp trjga slmax..amin
ada yg namax izzah ta? Enak bnget tuh djagain.. L...See More
13 hours ago · Like
HaMim Eha d(",)d,...aq oke^^ koq mbak...maksudq ne koment yang terakhir tadi menceritakan tentang fenomena bahwa mang kritik itu ndak enak rasanya , ...sedikit menyakikan kadang..tergantang orangnya jiuga sich...ehm nurindah salam kenal
13 hours ago · Like

Aneesrohmat Salsabilaisme Hihìhi. . Swiph lah, nurin itu termasuk 'lelembut' d jember ni dk,heheh,cuc0k ni keknya huhuhu. . .
12 hours ago · Like

Ribut Hadi Sutrisno Semuanya punya porsi yang sesuai kodrat,cz Allah maha Adil...
11 hours ago · Like

Aneesrohmat Salsabilaisme iya
11 hours ago · Like

Irma Windasari hemm..nduk,ane jd inget akhwt2model ntu d jamanq dl-bentar cb tak panggl 'irmeee,diaaan oestoporosis,mbak yuu,munipee,ruliii,aniiis,listaaa,mbak niitaa,mbak atuuunn' weits msh bnyk yg blm kepanggil nih..
10 hours ago · Like · 1 person

Aneesrohmat Salsabilaisme hihihi, ojo akeh2 mbak, menko ambruk FB ne, kangen mb Wahyu Nurdiasih Nurdiasih, mb Rully Febrianti, mb Muhtamatun Solikhah, mb Thee An, mb Nita Fuji Kosmasari, wes lah poko'e inspirasiku kabehhhh... akper2 lulusan (kampus dakawah) jember yunifersiti hihihi
10 hours ago · Like

Irma Windasari memang betul izzah hrs d jaga dan qta jg pny porsi masing2.makin qta kuat spt yg pnulis sebutkan insya allah smakin qta pandai menjaga izzah+memainkn peran sesuai porsi.hal tsb akan sangat brpengaruh ktika qta telah trjun d khidupan nyata.yg dpt di garis bwhi dr statement note d atas sbenerx adalah ttg penggunaan ptensi qta scr maksimal,brusaha skuat tnaga sblm brtawakal+memahami tiap inti kecil potensi wanita yg dr inti kcil itulah kelak wanita menjadi penentu kmajuan jaman. lihat buku keakhwatan 1 cb--keluarga muslim yg sehat,kuat brawal dr akhwt yg shat+kuat.krn dr hal kcil spt menyiapkn mkanan bwt keluarga-kalo qta ga tau kmposisi ksehatan makanan-maka bs dipastikan keluarga pun ksehatanx jg trganggu.
10 hours ago · Unlike · 2 people

Irma Windasari di stiap pmimpin dunia (laki2) d blakang mreka ada so2k wanita kuat.sbut saja rasul saw dgn khadijah yg brdiri tegak di tngah siksaan ato aisyah yg cerdas luar biasa yg tak malu menunggang onta brlari.ingat-kmampuan qta menjaga izzah+brperan sesuai porsi akan smakin baik jika di barengi dgn bnykx latihan. kadang qta membuat ksalahan yg mgkn dpt menurunkan izzah qta tp dr ksalahan itu ane yakin ntu akhwt sdang mengasah kmampuan ttg cara menjaga izzah-yg menjadikanx smakin peka dan kuat.
10 hours ago · Unlike · 1 person

Aneesrohmat Salsabilaisme wejangan mb Irma yang selalu ku ingat dan ku pegang sampe sekarang adalah, otak kita ini terlalu kosong untuk merasa tidak kuat berpikir lagi, otak kita ini belum penuh sempurna kita gunakan, jadi terus belajar dan berkata bisa. use ur OTAK properly! hihihi :D
8 hours ago · Like

Laily Amah Faizah Salsabila panjat memanjat???dlu wktu SD,,tiap hr q manjat phon jambu besar dpn rmah...
takut se...tp asyik pas kena angin phonx goyang2...serem2 gmn gt..
akhrx ktagihan tiap hr manjat phon...

skrg pngenx bsa nyetir mobil ky'mb'anis...he...
...See More
3 hours ago · Like

Aneesrohmat Salsabilaisme sik sik, we iso manjat2 to nduk! weh, yo pas dadi pewaris peradaban salsabila, wkwkwkwk. tibake gayane tok sok kalem, masa lalu n njerone preman pisan hahaha, sulell sulel.... :D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar